29 December 2008

Malaysia Promosi Wisata Lewat Internet




Menteri Pelancongan (Pariwisata) Malaysia Azalina Othman Said di Kuala Lumpur, Rabu, mengatakan negaranya akan menjadi negara pertama yang memasang iklan pariwisata di Internet Yahoo! dan MSN.

Menteri Azalina mengatakan, iklan dalam Internet adalah langkah pertama sebelum Lembaga Penggalakan Pelancongan Malaysia meluncurkan iklan televisi melalui Internet atau web TV dalam waktu dekat ini.

Langkah awal promosi wisata Malaysia di Yahoo! dan MSN terfokus pada turis dari India, Australia dan Selandia Baru. Promosi wisata tersebut mulai ditayangkan bulan ini hingga Desember 2008 dengan biaya 1 juta ringgit (Rp2,75 miliar) untuk Yahoo! dan 500.000 ringgit (Rp1,38 miliar) untuk MSN.

Promosi tersebut ditayangkan melalui web TV sebagai bagian dari strategi kementerian pelancongan Malaysia untuk memberikan gambaran utuh mengenai Malaysia kepada turis asing dengan sebagus-bagusnya.

Iklan dan promosi via Yahoo! dan MSN diperkirakan akan dilihat melalui 12 juta pengguna internet di India dan 17 juta lagi di Australia dan Selandia Baru.

Ditambahkan oleh Azalina, mulai saat ini, promosi wisata Malaysia akan difokuskan melalui internet karena biayanya lebih murah dibandingkan iklan secara konservatif seperti papan iklan, siara TV dan berbagai penerbitan asing.

Berdasarkan statistik, lebih 78 persen turis yang datang ke Malaysia mendapatkan informasi melalui internet.

Yahoo! merupakan mesin pencari informasi paling popular di India dengan lebih 649 juta pengguna, sedangkan MSN digunakan oleh lebih 70 pengguna Internet di Australia dan lebih 60 persen pengguna di Selandia Baru. Sumber :  http://teknologitinggi.wordpress.com/2008/10/04/malaysia-memakai-iklan-internet-untuk-memajukan-pariwisata-dengan-biaya-murah-dan-hasil-dahsyat-maksimal/


Kepala Dinas Pariwisata Sabang Diminta Turba



SABANG – Menanggapi terpilihnya Helmi Ali sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang, kalangan pelaku wisata di Sabang mendesak agar Helmi segera turun ke sejumlah obyek wisata untuk melihat langsung kondisi pariwisata Sabang. Zahara SIP salah seorang pelaku wisata kepada KPW Jumat (26/12) kemarin menyatakan persoalan urgen yang harus dilakukan Helmi ke depan adalah mempertemukan seluruh stakeholder pariwisata yang ada di Sabang. "Supaya ada titik temu antara dinas, pelaku wisata dan tokoh masyarakat untuk mencapai tujuan yang kita inginkan,"ujarnya.

Senada dengan Zahara, Kelompok Teupien Layeu View (KTLV) Iboih Yaumil Akbar juga mendesak Kepala Dinas Pariwisata segera turun bawah untuk mencari input dan masukan dari pelaku wisata, sehingga ada keterkaitan antara kebijakan dan pengembangan pariwisata di Sabang. Yaumil juga berharap adanya perhatian instansi terkait seperti Kelurahan dan Dinas Kebersihan untuk menanggulangi kebersihan di sepanjang kawasan wisata Iboih.

Kepala Dinas Pariwisata Drs Helmi Ali ketika ditanyai sesuai pelantikan Rabu silam menyatakan perhatian dirinya ke depan adalah membangun komunikasi yang intens dengan stakeholder pariwisata di Sabang. Untuk menata seluruh obyek wisata Sabang, kata dia tidak ada cara lain selain melakukan pendekatan dengan kalangan pelaku wisata. "Orientasi  yang perlu dibangun itu bagaimana pariwisata  mampu membangkitkan perekonomian warga Sabang,"tukasnya.

Diakui Helmi sejumlah obyek wisata di Sabang masih kurang sentuhan dari aspek Sapta Pesona. Strateginya, kata dia lagi pengembangan pariwisata Sabang tidak boleh lepas dari nilai agama, budaya, dan lingkungan.

21 December 2008

SELAM OPEN PERLU UPGRADE


SABANG - Pelaksanaan even Selam Open 2008 dinilai sukses. Wakil Walikota Sabang Islamuddin ST menyatakan kegiatan ini ke depan dapat ditingkatkan ke level yang lebih luas. Dukungan ini disampaikan Islamuddin ketika membuka kegiatan itu Sabtu (20/12) silam di dermaga Lanal Sabang. 

Dikatakan Islamuddin, even ini bakal menjadi salah satu daya tarik Sabang sebagai daerah wisata sekaligus sebagai Kota Olah Raga.  Hal senada juga dikemukakan pembina Persatuan Olah Raga Senam Seluruh Indonesia (POSSI) NAD Kolonel Laut Yanuar Handwiyono. Kata Yanuar, kegiatan ini akan mampu mendorong tumbuhnya atlet selam dan kecintaan masyarakat Sabang dan Aceh pada umumnya terhadap olah raga air, seperti selam. Pihaknya, mendukung sepenuhnya pengembangan olah raga selam di Aceh.

Pada Kejuaraan Selam Open 2008 yang digelar Dinas Pariwisata Sabang bekerjasama dengan Lanal Sabang dan POSSI tampil sebagai juara di nomor Fins Swimming Putri, Juara 1 Salawati (POSSI Aceh Tengah), Desi Permata Hati (POSSI Bener Meriah) di urutan kedua. Sedangkan di urutan ketiga Maria Ulfa (POSSI Aceh Besar). Urutan keempat dan kelima ditempati Dani (Possi BNA) dan Santi (Tirta Prima Medan). Di Fins Putra, Hendri (POSSI Banda Aceh) sebagai juara pertama, runner up diduduki oleh Didik Yulianto (Lanal Sabang), Sulaiman Sitompul (POSSI Aceh Utara) di posisi ketiga. Sedangkan posisi keempat dan kelima ditempati Usman Effendi (POSSI Bener Meriah) dan Fitriansyah (Lanal Sabang).

Di nomor Orientasi Bawah Air (OBA) yang diikuti sekitar 32 peserta, kategori putra direbut Erma Yudi (POSSI Sabang) di urutan pertama, disusul rekannya Zikri (PW Dive) sebagai runner up. Posisi ketiga ditempati Andi S (SAR Aceh Utara), posisi keempat dan kelima diduduki Zuraimi (POSSI Aceh Utara) dan Beby Tarigan (Tirta Prima Medan). Kategori putri, juara pertama diraih Yusniar Amara, disusul rekannya Maria Ulfa (POSSI Aceh Besar) di urutan kedua. Posisi ketiga ditempati Roslina (POSSI Aceh Utara). Posisi keempat dan kelima ditempati Santi Ramadani (Tirta Prima Medan) dan Linda Wakhyuni (Gainpala IAIN Ar-Raniry).

Under der Woche im GMI


ALI TAUFIK NYANTRI DI GERMAN-MALAYSIA INSTITUTE

      Alhamdulillah saya terpilih sebagai salah satu penerima beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk melanjutkan studi di Jerman, briefing di Banda Aceh mengatakan kami akan diberangkatkan pada hari Senin tanggal 10 Desember 2008 atau hari ketiga lebaran Idul Adha.

      Hari minggu sore saya mendapat telepon dari Panitia Beasiswa bahwa besok tanggal 10 Desember 2008 akan ada pertemuan sekaligus pelepasan calon mahasiswa Aceh ke Jerman di Kantor Gubernur pada pukul 07.30 wib dan diharapkan kami dapat hadir tepat waktu sekaligus membawa materai Rp. 6.000 sebanyak 2 (dua) lembar untuk administrasi.

      Pagi 10 Desember 2008 pada jam yang telah ditentukan kami telah berkumpul semua dan acara langsung dipimpin oleh Wakil Gubernur Aceh M.Nazar, S.Ag dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemerintah Aceh sekarang memfokuskan diri untuk mengembangkan SDM karena kita tertinggal jauh dengan provinsi lain di Indonesia, untuk tahun 2009 Pemerintah Aceh akan mengusulkan dana sebesar Rp. 150 milyar dalam rangka mengirim putra/putri Aceh ke luar negeri dan diharapkan bagi mereka untuk mengambil kesempatan ini dengan cara mempersiapkan diri berbekal bahasa Inggris.

Selesai pelepasan oleh Wagub, pihak Panitia memberikan tiket pesawat Air Asia dan kami wajib berkumpul di Bandara Iskandar Muda sore itu juga pukul 15.00 wib karena Air Asia dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur akan take off pada pukul 16.45 wib. 

Kuala Lumpur

Penerbangan Banda Aceh - Kuala Lumpur hanya 80 menit namun karena perbedaan waku Aceh dengan Kuala Lumpur 1 (satu) jam membuat kami tiba di Kuala Lumpur sekitar Pukul 19.00  waktu Kuala Lumpur.

      Di LCCT kami sudah ditunggu oleh staff GMI (German-Malaysia Institute) dengan Bus besar sebanyak 3 (tiga) unit untuk membawa penerima beasiswa  belajar bahasa Jerman yang berjumlah 76 orang, perjalanan dari LCCT ke GMI sekitar 1 jam, GMI adalah bangunan yang baru dibangun berada di dekat kampus UKM (University Kebangsaan Malaysia) Bangi – Selangor, bangunan GMI bergaya minimalis modern dengan konsep daerah tropis, saya mendapat kunci nomor B.2.9.1, artinya tempat tinggal saya di Blok B2 lantai 9 Apartemen 1, dalam apartemen yang saya tempati terdapat 3 kamar tidur terdiri dari 2 kamar tidur untuk 2 orang dan 1 kamar tidur untuk 1 orang, jumlah penghuni yang tinggal satu Apartemen adalah 5 Orang, dan dalam Apartemen kami terdapat 3 kamar mandi, dapur, ruang nonton TV, ruang makan, ruang serbaguna serta perlengkapan keluarga seperti kulkas, alat pemanas air, strika, tempat jemuran, dan 2 kamar kecil untuk gudang, dan naik turun apartemen mengunakan lift.

Fasilitas lain yang tersedia di komplek GMI sangat menarik sepert wi-fi internet, komplek Teknologi, komplek olah raga (futsal, bola volley, bola kaki, tenis lapangan, bulutangkis, basket indoor dan out door), kami dipersilakan menggunakan fasilitas olah raga dengan mengisi jadwal dan menyerahkan kepada panitia untuk disediakan kunci dan keperluan permainan, yang jelas tinggal di GMI benar-benar terhormat..!!

Kadang sering bercanda dengan teman-teman di Apartemen, bahwa hanya terdapat sedikit perbedaan antara kita di Aceh dengan Malaysia adalah walaupun kita tinggal di lantai 9 air tetap lancar di Malaysia, walaupun tinggal di lantai 1 air tetap tidak lancar di Aceh, perbedaan sangat sedikit antara lancar dan tidak lancar????

Selain yang menyenangkan juga terdapat yang kurang menyenangkan, untuk Apartemen kami tempati tidak diizinkan membawa masuk tamu ke dalam Apartemen walaupun keluarga, dan bila keluarga tetap ingin tinggal di GMI dapat diberikan Apartemen lain dengan biaya sewa sebesar 200 RM per hari atau sekitar Rp 660.000,- (enam ratus enam puluh ribu rupiah) tapi inipun sangat tergantung nilai tukar rupiah terhadap ringgit. 

Belajar di GMI

      Belajar di GMI kami dipisah menjadi 4 kelas, setiap kelas terdapat sekitar 20an peserta, Tenaga Pengajar campuran antara Native Speaker Jerman dengan Orang Melayu, saat ini kami masih belajar tingkat dasar mulai dari meng-eja huruf satu persatu sampai cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jerman, bahasa pengantar adalah bahasa Inggris. Kami hanya diperbolehkan menggunakan bahasa German atau Inggris selama belajar, namun lain hal nya bila di Apartemen, kami masih sangat sering menggunakan bahasa Ēndatu, hal yang tidak terbayang sebelumnya adalah banyak persamaan bahasa Aceh dengan bahasa Jerman (mungkin saling mempengaruhi) seperti contoh, Bitte Langsam (German) artinya tolong pelan-pelan (Langsam =pelan-pelan), pengucapan huruf bahasa Jerman sama persis dengan bahasa Indonesia dari (A – Z) seperti  pengucapan ( “A” juga dibaca “A” bukan “E” seperti Inggris)(“B” dibaca “Be” bukan “Bi”)(“H” dibaca “Ha” bukan “Exs”), namun bahasa Jerman menggunakan huruf tambahan yang disebut um laut (Ä, Ë, Ö dan β) sekali lagi seperti pengucapan bahasa Aceh khususnya Aceh Besar atau Aceh Barat pada saat mengucapkan “R” dalam kerongkongan.

      Setiap hari kami mendapat pelajaran di kelas selama 3 atau 4 jam saja sedangkan sisanya belajar sendiri di rumah dengan PR yang banyak, karena menurut Pengajar, belajar bahasa baru yang belum pernah tahu sebelumnya, tidak dapat dipaksakan dan harus lebih banyak belajar sendiri dan bila terkendala akan dibahas di dalam kelas, terasa memang masih sangat rumit belajar bahasa Jerman bagi yang belum pernah belajar sebelumnya.

      Tapi bahasa Jerman dapat kita temukan dengan mudah diinternet, bagaimana pengucapan yang benar, penggunaan kata-kata yang paling sering digunakan serta kamus (Wortelbuch) digital lengkap dengan pengucapan.

      Hal yang sangat menyenangkan adalah system pengajaran yang diberikan oleh GMI kepada peserta, kami diperlakukan sebagai mitra kerja bukan sebagai murid dan diperbolehkan menggunakan sandal serta membawa makanan dan minuman ke dalam kelas.

Allowance

Idealnya saya tidak menulis ini (kurang sopan) tapi budaya Aceh memang harus kita perjelas sampai detail dan masalah bantuan yang diberikan kepada penerima beasiswa diserahkan setiap akhir minggu, besarnya?? (“Percayalah,!! lebih dari cukup untuk konsumsi saya di Malayasia”), visa passport yang sebelumnya diberikan single entry (sekali masuk dan tidak boleh pulang selama 6 bulan) sekarang sudah diubah oleh pihak imigrasi Malaysia menjadi multiply entry (dapat pulang pergi), banyak teman-teman berencana untuk mempermahir bahasa Inggris di Singapore, Thailand dan Philipina pada akhir minggu, karena akses ke Negara itu dapat dilalui lewat darat kecuali ke Philipina. 

Harapan

      Melihat upaya Pemerintah Aceh saat ini perlu kita acungkan 2(dua) jempol sekaligus dalam meng-upgrade kualitas manusia, mudah-mudahan kesempatan yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh orang  Aceh, persiapan bahasa Inggris jangan tunggu sampai besok manfaatkan kesempatan selagi masih berpeluang, dan selesai membaca tulisan ini siapkan beberapa teman untuk menyusun dimana, kapan dan siapa yang akan diajak untuk belajar bahasa Inggris bersama, dan saya menunggu teman-teman dari Sabang di GMI untuk sama-sama kita belajar di Eropa. Salam dari Kuala Lumpur. Tulisan ini saya buat untuk memotivasi sahabat saya yang masih di Sabang  (M.Ali Taufik) :alitaufik72@yahoo.com

Bukaka Single Bidder Pabum Jaboi

SABANG – Hingga penutupan lelang Wilayah Kerja Penambangan (WKP) Panas Bumi Jaboi tahap II pada Senin (15/12) silam konsorsium PT Bukaka Teknik Utama, PT Dian Sakti Energi dan PT Geo Energi Aliansi menjadi satu-satunya penawar (single bidder) yang meminati areal panas bumi Jaboi, Kelurahan Sukajaya, Sabang.

Dikatakan Daud dari hasil evaluasi panitia, hanya konsorsium ini yang menyetor standby loan berupa dana jaminan sebesar US$ 10.000, yang disampaikan pada pertemuan dengan perwakilan konsorsium PT Bukaka di Direktorat Jenderal Mineral dan Panas Bumi Senin lalu.

Berdasarkan pasal 7 ayat 2 PP No 59 Tahun 2007 Tentang Panas Bumi, kata dia bila pelelangan hanya diikuti oleh kurang dari dua peserta, dapat dilakukan penunjukan langsung.

"Bukaka diminta segera memaparkan program kerja beserta kemampun finansialnya untuk merealisasikan panas bumi di Jaboi. Mereka juga diminta untuk memasukkan penawaran harga jual listriknya berdasarkan BPP listrik untuk system Sumatera,"tukas Daud. Dari skedul yang dibuat panitia lelang, kemungkinan Bukaka yang mayoritas sahamnya dimiliki Jusuf Kalla ini bakal memulai eksplorasi pada Oktober 2009. 

Ketuban Keruh Sebabkan Kematian Bayi


SABANG – Kecanggihan teknologi dibidang kedokteran memungkin pendeteksian dini, kemungkinan adanya gangguan kesehatan pada bayi selagi dalam kandungan.  Ahli Kandungan pada RSU Sabang dr Sugono SpOG kepada KPW Jumat (19/12) menyebutkan dengan menggunakan alat USG Empat Dimensi Voluson 730, dimungkinkan mendeteksi adanya pengeruhan pada cairan ketuban Ibu Hamil.

Secara medis, itu terjadi akibat klep pembuangan pada janin tidak lagi berfungsi secara normal, sehingga membuat air ketuban jadi keruh. Ini dipicu oleh kurangnya kadar asupan gizi dan faktor  kesehatan ibu yang berdampak janin.  Jika tidak lekas diantispasi kata Sugono bisa menghambat saluran darah dan oksigen ke tali pusar bayi. Hal itu kata dia bisa berisiko kematian bayi dalam kandungan. 

"Banyak kasus kematian bayi dalam kandungan, karena tidak diketahui adanya air ketuban yang keruh,"papar Sugono disela-sela memeriksa salah seorang pasiennya di Unit Radiologi RSU Sabang.

Dalam sepekan terakhir dia menemukan lima kasus ibu hamil dengan kondisi air ketuban sudah mengeruh. Solusi medis yang diberikan ke pasien tersebut, kata Sugono dengan memberi pemacu persalinan. Namun, hal ini tidak bisa diberikan jika mengganggu kondisi janin maupun Ibu hamil. Diakuinya belakangan kesadaran ibu hamil memeriksa  kehamilan kian menigkat.(fs)

14 December 2008

Pembangunan Sabang Jangan Disorientasi


Menyimak pembicaraan Anggota DPR RI Permadi SH saat berkunjung ke Sabang bersama TIm Pemantau Pelaksanaan UUPA ke Sabang, (12/12/08) cukup menarik dan meledak-ledak. Bahkan Permadi meminta pembangunan Sabang tidak disorientasi.

Dua hal yang ditekankannya, pertama Sabang harus mengembangkan potensi usaha kelautan dan pariwisatanya. Sebab, jika hanya bertumpu pada pembangunan pelabuhan Sabang bisa mengalami disorientasi dan tidak akan pernah maju.

Kedua, Permadi juga menilai pembangunan Sabang sesuai dengan Undang-Undang sebagai suatu hal yang tidak mungkin. Karena Presiden SBY, kata Permadi pasti ditekan Singapura agar tidak memberi izin agar Sabang dan Batam menjadi kawasan pelabuhan yang maju. "Sabang jangan berharap seperti Singapura. Itu tidak mungkin,"kata politisi dari PDIP ini.

09 December 2008

La Tahzan : Sabang Bisa!




"Siapa bilang Sabang tak bisa...! Lama...Lama...Lama....Lama...Sabang Misti Bisa...!" (Ang Eng Loo, Importir Mobil Eks Singapura)

Bait syair Mr Ang ini kedengaran cukup mengena di telinga saya. Makanya, sewaktu mendengar ia menyayikan bait itu, saya minta diulang biar bias mencatatkan ke buku notes. Kata Lama sebanyak empat kali, kata Mr Ang berarti butuh waktu Lama bagi Sabang untuk mencapai kondisi idealnya sebagai daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. 

Kata Lama memang tak selalu enak didengar. Apalagi ditengah kelambanan ekonomi warga Sabang yang berlangsung hampir dua dekade terakhir.  Rendahnya sumber daya manusia dan kreatifitas dan belum adanya inisiatif positif dari kalangan swasta membuat daerah ini tidak menunjukkan kemajuan perekonomian yang berarti dari tahun ke tahun. 

Sementara anggaran Pemerintah Kota Sabang setiap tahunnya hampir 60 persen diperuntukkan untuk membayar gaji para pegawai. Selebihnya digunakan untuk pembangunan maupun perbaikan infrastruktur yang ada. 

Apakah itu pertanda Sabang sudah benar-benar habis masa keemasannya? Sejarah memang tidak mungkin terulang. Kejayaan masa lalu hanya tertinggal dalam catatan sejarah. Warga Sabang harus melihat ke depan dengan sikap, pikiran dan tindakan yang positif. Mereka harus mengerahkan seluruh sumber daya dan kreatifitas yang dimilikinya untuk membangun Pulau Weh.

Di Bandingkan dengan Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa, Kota Sabang sungguh tidak ada apapanya. Kota ini meski menyandang predikat sebagai daerah wisata, tetapi fasilitas dan sarana penunjang pariwisata masih minim. Tidak ada Hotel Bintang Lima, Tidak Ada Sarana Wisata terintegrasi, dan banyak problem yang membelitnya.

La Tahzan warga Pulau Weh! Teruslah bekerja semampu kita. Berkaryalah yang terbaik untuk kita. Mari semaikan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, keadilan dan saling menghormati sehingga memudahkan bagi kita untuk saling membahu membangun pulau tercinta. Siapakah yang lebih peduli pada negerinya selain warganya? Yakinlah, sekalipun harus menunggu lama, Sabang bisa!

08 December 2008