23 December 2009

Persiapan Sail Sabang Dimatangkan

22 December 2009, 11:17

SABANG – Pengurus Besar Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi), KONI Sabang, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang terus mematangkan rencana perhelatan even olahraga perahu layar bertajuk ‘Sail Sabang’ dalam dua tahun mendatang. Hal itu mengemuka dalam presentasi yang disampaikan Iwan Ngantung dan Heroe Suprapto dari PB Porlasi Jakarta Minggu (20/12) malam di aula Pemko Sabang.

Direncanakan pada tahun 2010, Sabang bakal menjadi tuan rumah kejuaran selancar angin yang bertajuk ‘Indonesia Windsurfing Championship (IWC)’ seri II pada Mei 2010 mendatang. IWC bakal mengambil arena di lepas pantai Ujong Asam dan Pantai Kasih. IWC sendiri merupakan even kalender tahunan PB Porlasi. Penetapan Sabang sebagai salah satu mandatory (wajib) even bakal menguntungkan bagi daerah ini, sebab seluruh peserta akan ikut ambil bagian dalam even tersebut. “Even mandatory ini akan mempengaruhi raihan peringkat secara nasional, pasti banyak peserta yang ikut,” papar Iwan.

Pada kesempatan itu, Iwan juga menjelaskan kalau even Sabang Regatta dijadwalkan digelar pada 2011 nanti. Tenggat waktunya, kata Iwan, akan disesuaikan dengan jadwal kegiatan serupa di Langkawi, Malaysia dan Phuket, Thailand. Regatta adalah ajang boat race yang diikuti para pemilik kapal layar (yacht), dimana kompetisi sejenis kerap digelar di sejumlah destinasi wisata di dunia.(fs)

http://serambinews.com/news/printit/20315

Sail Phuket-Sabang Digelar 2010

28 November 2009, 10:50

SABANG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang tengah
mempersiapkan penyelenggaraan dua even berskala internasional pada
tahun 2010 mendatang. Even tersebut diharapkan mampu mendongkrak arus kunjungan wisatawan dan pengembangan daya tarik wisata di Pulau Weh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang, Drs Helmi Ali mengungkapkan, dua even tersebut yakni Sail Phuket - Sabang, dan International Diving Competition. “Kami sudah sampaikan program ini ke Dirjen Pariwisata di Jakarta, dan sudah disetujui. Nanti mereka yang akan mengundang klub atau perkumpulan Yacht (kapal layar) di Phuket untuk ambil bagian pada kegiatan ini,” paparnya, Rabu (25/11).

Sedangkan even International Diving Competition (IDC), merupakan
kelanjutan dari kejuaraan Open Scuba Diving yang sudah menjadi
kalender even Disbudpar Sabang selama dua tahun terakhir. Even ini
diselenggarakan untuk menarik minat pecinta olah raga selam di Asia dan Eropa, dan menjadikan taman laut Pulau Rubiah dan sejumlah obyek panorama bawah laut di sekitar Pulau Weh, sebagai lokasi yang memiliki nilai jual pariwisata.(fs)

http://serambinews.com/news/view/18730/sail-phuket-sabang-digelar-2010

09 December 2009

WN Belanda Telusuri Sejarah Masa Kecil di Sabang



SABANG – Pasangan suami Theo Schrisver (64) dan Lenie Swier (62) dua turis Belanda Rabu (21/10) kemarin berjalan kaki di seputar Achter Weg atau sekarang lebih dikenal dengan Jalan Untung Surapati.

Theo dan Isterinya sempat melongok ke gereja dan rumah nomor 63 yang pernah ditempati Lenie bersama orang tuanya semasa masih kecil.Mereka juga sempat memandang Europe House (kini Sabang Guesthouse) salah satu rumah yang pernah ditempati Lenie semasa kecil.

Theo yang ditanyai KPW Rabu (21/10) mengatakan ia dan isterinya sedang berjalan menyusuri jalan tersebut untuk melihat kembali sejumlah bangunan-bangunan historis di masa pendudukan Belanda di Sabang.

“Isteri saya sewaktu kecilnya dulu pernah menetap di Europe House yang terletak di ujung Achter Weg (Jl Untung Surapati),”tukasnya dalam bahasa Inggris seraya menunjuk posisi Europe House dalam peta yang diterbitkan pemerintah kerajaan Inggris pada tahun 1940-an. Theo sendiri asli warga Belanda, ia ke Sabang menemani napak tilas sang isteri.

Lenie membenarkan dirinya pernah mengecap bagaimana hidup di Sabang antara tahun 1946 – 1948. Dikisahkannya, sebagai anak tentara Belanda. Ia dan keluarganya menetap berpindah-pindah sesusia perjalanan tugas ayahnya Mr Swier. “Saya lahir di Magelang. Saya sempat di Sabang tiga tahun dan sekolah. Setelah itu orang tua saya kembali ke Belanda,”ujar Lenie dalam bahasa Indonesia yang fasih disela-sela percakapan dengan Serambi dan Direktur Sabang Heritage Society Albina Arrahman.

Permainan yang paling dikenal Lenie adalah Patok Lele, ia mengaku gemar bermain permainan yang menggunakan dua bilah kayu semasa kecilnya. Dia juga mengaku senang bermain di Van Heutz Weg (Jalan Diponegoro), di sini selain pohonnya rindang pemandangan ke teluk juga cukup indah. Hanya saja Lenie menilai sudah banyak yang berubah di Sabang.


Lenie sebenarnya bukan satu-satunya warga Belanda yang kembali ke Sabang menelusuri jejak kehidupan mereka. Sebut saja Mia Coning van Der Veen yang mengabadikan keindahan masa kecilnya di Sabang dalam bukunya Dromen Over Sabang. Buku yang ditulis dalam bahasa Belanda itu menukil sejarah kehidupan warga Borjuis Belanda di era Colen Station pada tahun 1890-an di era perdagangan bebas pertama (vrijhaven).dan buku Mia adalah satu-satunya literature tentang sejarah Sabang yang pernah ditulis oleh warga Belanda yang hidup di Sabang.(kpw).

Dimungkinkan Suplai Listrik Kabel Bawah Laut Ke Sabang



SABANG - Peningkatan suplai daya listrik ke Sabang dimungkin dengan pemasangan konek kabel bawah laut dari Banda Aceh. Dengan begitu suplai daya listrik dari Sumatera juga dapat didistribusikan ke Sabang guna mendukung sektor pariwisata dan investasi di daerah ini. Mengenai peluang dimungkinkannya koneksi listrik bawah laut dikemukakan kodikemukakan General Mantager PLN Sumut DR Ir Manerep Pasaribu MM sesuai membuka Pelatihan Outbond II Karyawan PLN Sumut di Aula Pemko Sabang Senin (07/12) kemarin.

“Kalau ada kabel laut itu amanlah listrik ke Sabang. Karena saat ini jumlah arus listrik dari Sumut ke Aceh mencapai 160 megawatt,”pungkas Manerep.

Namun Manerep enggan menjelaskan lebih detil perihal nilai investasi dan siapa saja yang berkompeten membangun koneksi tersebut. Pada kesempatan itu Manerep juga menjelaskan jumlah daya listrik yang dialirkan dari Sumut ke Aceh mencapai 160 Megawatt.

“Kita selalu membuat perimbangan dalam penyaluran listrik ke Aceh. Sejauh ini distribusinya aman. Kalau distribusi di Medan aman, amanlah distribusinya di Aceh,”tukas pria berkacamata ini. Kemungkinan penambahan daya listrik yang bakal dipasok ke Aceh baru bisa direncanakan pada tahun depan dengan perhitungan adanya tambahan energi listrik dari sejumlah pembangkit yang ada di Sumut diantaranya dari PLTA Asahan dan PLTU Langkat. Di Indonesia pasokan listrik melalui kabel bawah laut diantaranya terdapat pada jaringan koneksi Pulau Jawa dan Bali. (kpw)