06 April 2010

Selamat Tinggal 3S

Pariwisata pada dasarnya memang identik dengan 3S (Sun, Sea and Sand),semua sumber daya alam yang berbasis 3S ini dinilai layak jual ke pasar wisata. Kecendurangan ini pada perkembangan akhir-akhir ini dinalai tidak lagi memadai untuk menarik kunjungan wisatawan ke satu kawasan. Khususnya Quality Tourist, yang bersedia belanja lebih di kawasan destinasi wisata.


Sejumlah daerah kawasan wisata di dunia sejak tahun 1990 mulai putar otak memikirkan bagaimana menciptakan citra dan kesan destinasi yang berkualitas, lebih menonjolkan aktivitas di level urban, konvensi dan olah raga.

Prof Badaruddin Mohammed dari Univesitas Sains Malaysia mengungkapkan lahirnya tren pengembangan pariwisata berbasis urban (perkotaan) dalam konteks Malaysia guna menjawab semakin sempitnya ceruk pasar yang tersedia di sektor 3S. Apalagi, produk 3S ini sifatnya dapat digantikan oleh produk yang sama di negara lain.

Sebagai buktinya, dia merujuk ke sejumlah kota-kota besar di Malaysia seperti Kuala Lumpur, Penang, dan Malaka menjadi daerah yang paling banyak dikunjungi wisatan (top visit).

Tanpa bermaksud mengeliminir besarnya kontribusi produk 3S di Sabang, khususnya di pasar minat khusus penyelaman (diving) dengan daya tarik taman laut. Akan tetapi, jika produk wisata Sabang tidak didivesifikasikan ke sektor-sektor lainnya dan pengembangan daya tarik baru, maka upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sabang hingga 10 tahun ke depan tidak akan mengalami kenaikan signifikan, dengan kalkulasi masih di bawah 4000 per tahun berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang. (Ferdi Nazirun Sijabat)

No comments:

Post a Comment