::Bagian Pertama::
Saya ingin mendengar orang-orang penting di Sabang berbicara soal pembangunan ekonomi. Tentang bagaimana mengentaskan kemiskinan, menyediakan pekerjaan kepada banyak pengangguran. Dan memotivasi pengangguran hardcore dengan mengidupkan training centre, tempat di mana mereka dapat digembleng menjadi individu yang memiliki skill untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan.
Kondisi krisis kemajuan dan pembangunan di Sabang hari-hari ini seharusnya menjadi tantangan bagi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mencarikan solusi dalam mengantisipasi tren dan kemajuan Sabang di masa depan. Perlu digarisbawahi, kemajuan Sabang masa di depan ditentukan oleh proses yang dipersiapkan sejak hari ini. Jika tidak ada sesuatu proses pun yang diupayakan untuk itu, maka kita tidak mungkin mengharapkan kemajuan bisa datang dengan begitu saja.
Data statistik tentang kemiskinan dan pengangguran harus benar-benar dijadikan sebagai basis pengambilan keputusan dalam setiap merencanakan pembangunan. Pemerintah harus memiliki target dan program yang terukur dan tepat sasaran untuk mengurangi angka kemiskinan sebesar 20 persen (data BPMKB dan PP Kota Sabang). Dengan demikian pembangunan ekonomi dikerahkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan bagi keluarga miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Kita patut bersyukur, ketika mendengar kabar baik soal RPP Pelimpahan Kewenangan dari Pemerintah kepada Dewan Kawasan Sabang akan segera ditandatangani oleh Presiden SBY. Jika benar, RPP ini nantinya terbit menjadi PP, maka seluruh komponen di Sabang harus melangkah ke depan mengeksploitasi peluang bisnis yang ada untuk dikembangkan di Kawasan Sabang.
Dari momen ini sebenarnya, pembicaraan tentang ekonomi kian relevan untuk terus digalakkan. Kita tidak akan kemana-mana dengan anggaran APBK Rp 320 Milyar plus DIPA BPKS sebesar Rp 400 Milyar, jika peluang-peluang ekonomi dan sisi kompetitif kawasan Sabang tidak bisa dieksploitasi untuk kemakmuran masyarakat Sabang khususnya, masyarakat Aceh dan Indonesia pada umumnya.
Ada banyak peluang yang dimiliki Kawasan Sabang yang hingga kini belum digarap maksimal. Penempatan posisi Sabang pelabuhan hub internasional sebenarnya bisa mendongkrak ekonomi daerah ini, tetapi tidak dapat dipungkiri untuk mencapai tahap beroperasinya pelabuhan hub masih butuh waktu dan dana yang tidak sedikit. Menurut Kepala BPKS Ruslan Abdul Gani, minimal butuh dana hingga Rp 40 Triliun untuk menggerakkan sector pelabuhan bebas Sabang. Sehingga untuk mengantisipasi ekspektasi dan harapan masyarakat, dalam jangka pendek dan menengah cukup tepat jika mengacu pada pandangan Wakil Gubernur Muhammad Nazar yang memposisikan Sabang dengan keunggulan di sector pariwisata dan industri pemrosesan (processing industry).
Pembangunan ekonomi mengharuskan semua komponen yang ada di Sabang untuk menggerakkan berbagai sector unggulan yang ada, supaya lebih produktif dan kompetitif. Sektor perikanan yang selama ini hanya mengandalkan perikanan tangkap perlu dibarengi dengan kreatifitas nelayan dan UKM untuk memproses menjadi produk bernilai tambah (value added). Demikian halnya pembangunan sector pariwisata, perlu dirancang kebijakan yang merangsang tumbuhnya investasi sekala kecil menengah. Dimana investasi ini diharapkan dapat menciptakan peluang kerja (job opportunity) dan pertumbuhan ekonomi serta pendapatan daerah.
Hal ini penting dikedepankan, karena selama lima tahun terakhir investasi di sektor pariwisata kendati tidak menunjukkan tren negatif, pertumbuhannya masih melamban. Tidak terintegrasinya pasar wisata yang ada di daerah membuat pola penjualan produk wisata tidak memiliki sinergi yang tepat dalam memikat maupun menjaring wisatawan luar maupun dalam negeri. (bersambung)
No comments:
Post a Comment