Penanganan Danau Aneuk Laot harus dilakukan secara menyeluruh dan tepat. Pasalnya, kondisi danau seluas 37,5 Hektar itu secara Limnologi (Ilmu Kedanauan) sudah masuk kategori danau tua ( eutrofik), sehingga membutuh penanganan serius, agar tak lekas menjadi danau renta atau sekarat (distrofik).
Hal itu dikemukakan Peneliti Masalah Lingkungan Universitas Sumatera Utara, HMM Wirtjef IV (Yance) kepada kpw Minggu (28/3). Dikatakannya, penurunan debit air danau sudah terpantau sejak tahun 1985 dan berlanjut hingga tahun 2005.
Penanganannya kata dia harus dimulai dari pembuatan tanggul atau beronjong di sekitar danau dengan dilapisi serat anti intrusi, supaya danau tidak dimasuki sedimentasi dari sekitaranya. Setelah itu baru bisa dilakukan pengerukan dan pembersihan dasar danau sedalam 20 Meter, untuk mengangkat sedimentasi. JIka itu sudah dilalui kawasan sekitar danau perlu ditata ulang dengan merelokasi PLTD, perbengkelan dan rumah penduduk. Tahap akhir yang perlu dilakukan adalah menghijaukan kembali daerah di sekitar danau.
Mantan Staf Ahli Walikota Sabang era Sofyan Haroen ini menyebutkan neraca air danau Aneuk Laot berdasarkan data penelitian tahun 2002 disebutkan, tingkat penguapan sebesar 1.210 mm atau 3,75 Juta Meter Kubik. Pemasukan air sebanyak 2,99 Juta Meter Kubik sedangkan rembesan (over flow) 1, 79 Meter Kubik dan Air yang keluar dari patahan menuju laut sebesar 1,2 Juta Meter Kubik per hari. Kondisi hari ini, kata dia menunjukkan jumlah air yang keluar lebih besar dari jumlah air yang masuk. Salah satu penyebabnya adalah penyedotan air secara langsung dari permukaan danau.
“Ini jenis danau vulkanik di pulau vulkanik. Jadi mirip teko air, kalau airnya terus disedot, maka airnya tidak bertambah tetapi akan berkurang,”paparnya.(kpw)
No comments:
Post a Comment